Manajemen Aplikasi
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini siswa diharapkan dapat :
1) Mengetahui manajemen aplikasi pada sistem operasi.
2) Memahami pengelolaan aplikasi pada sistem operasi
b. Uraian Materi.
MANAJEMEN APLIKASI
Sebagaimana sistem operasi pada umumnya digunakan sebagai pondasi berjalannya aplikasi-aplikasi user. Aplikasi user disini dapat berupa aplikasi pengolah kata/teks/dokumen, pengolah angka, presentasi dan pemutar musik dan film, dan sebagainya. Aplikasi tersebut akan dapat tetap digunakan selama pengelolaannya dapat dilakukan dengan baik. Manajemen aplikasi disini dapat berupa kegiatan instalasi, penghapusan (uninstalasi), pembaruan (update) dan peningkatan (upgrade).Uraian Materi
MANAJEMEN APLIKASI
Sebagaimana sistem operasi pada umumnya digunakan sebagai pondasi berjalannya aplikasi-aplikasi user. Aplikasi user disini dapat berupa aplikasi pengolah kata/teks/dokumen, pengolah angka, presentasi dan pemutar musik dan film, dan sebagainya. Aplikasi tersebut akan dapat tetap digunakan selama pengelolaannya dapat dilakukan dengan baik. Manajemen aplikasi disini dapat berupa kegiatan instalasi, penghapusan (uninstalasi), pembaruan (update) dan peningkatan (upgrade).
Pada sistem Debian telah tersedia program untuk pengelolaan aplikasi ini baik dalam bentuk CLI ataupun GUI, yakni:
1. Versi CLI: apt-get (APT, Advanced Packaging Tool) dan aptitude
2. Versi GUI: Synaptic Package Manager dan Gnome Package Kit
Pada materi ini pembahasan pengelolaan aplikasi akan difokuskan untuk aplikasi apt-get dan synaptic package manager.
MANAJEMEN APLIKASI MELALUI CLI
Program apt-get dapat digunakan untuk melakukan pengelolan aplikasi user. Mekanismenya diatur melalui pemberian parameter-parameter tertentu pada aplikasi apt-get.
MANAJEMEN APLIKASI MELALUI GUI
Secara default aplikasi synaptic sudah terinstal apabila pada saat instalasi sistem Debian pilihan Debian desktop environment dicentang. Apabila belum, gunakan perintah ini untuk menginstalnya.apt-get install synaptic
Aplikasi ini secara fitur menawarkan hal yang sama seperti pada aplikasi apt-get, hanya perbedaanya terletak dari sisi antarmukanya yang menggunakan GUI. Aplikasi ini dapat diakses melalui menu Applications > System Tools > Administration > Synaptic Package Manager. Setiap kali dijalankan aplikasi ini akan selalu meminta user untuk memasukkan password user root.Secara pemakaian aplikasi ini relatif lebih mudah dibandingkan dengan apt-get.
MANAJEMEN REPOSITORI
Pada sistem Linux dikenal adanya istilah repositori. Istilah ini digunakan untuk menunjuk ke suatu kumpulan file. File-file disini dapat berupa librari ataupun aplikasi Linux terkait. Melalui repositori itulah para pengguna Linux dapat melakukan instalasi aplikasi. Setiap distro Linux memiliki repositorinya sendiri-sendiri, walaupun ada juga yang dapat menggunakan repositori distro lainnya. Repositori ini sendiri dapat dikatakan sebagai sebuah server file, karenamemberikan layanan akses file kepada user Linux. Selain itu repositori juga dapat berupa CD atau DVD.
Ada banyak hal yang dapat dilakukan terkait dengan manajemen repositori. Namun pada materi kali ini akan lebih banyak dibahas mengenai pengelolaan repositori pada komputer klien (pengguna Linux). Hal ini karena dalam komputer klien juga dapat memiliki lebih dari satu repositori untuk sumber instalasi aplikasinya dan melalui pengelolaan ini dapat membantu kinerja sistem lebih efisien dalam hal update ataupun upgrade nantinya. Pengelolaan ini dapat berupa penambahan, perubahan dan penghapusan repositori yang ada.
Pada sistem Debian data repositori disimpan dalam file konfigurasi /etc/apt/sources.list. Pengelolaan repositori di Debian akan selalu berhubungan dengan file ini. Aplikasi bantuan yang dapat digunakan untuk mengelola repositori ini diantaranya adalah APT dan Synaptic Package Manager.
Secara umum, terdapat dua jenis format repositori yang dapat ditambahkan ke dalam file konfigurasi, yakni:
c. Repositori resmi, merupakan format yang umum digunakan di sistem Debian saat ini.
d. Repositori terbatas, saat ini masih digunakan untuk sistem Debian 3 (Sarge) kebawah.Pernyataan deb dan deb-src masing-masing digunakan untuk menunjukkan bahwa repositori yang digunakan adalah kumpulan file binari dan kumpulan file sumber. Apabila bersumber dari file binari proses instalasinya akan lebih cepat karena tidak ada proses kompilasi ulang file aplikasinya daripada file sumber.
PENAMBAHAN REPOSITORI BARU
Ada beberapa langkah yang mesti dilakukan untuk dapat menambahkan repositori baru ke debian sebagai berikut.
Apabila sumbernya dalam bentuk CD/DVD maka perintah berikut dapat digunakan untuk menambahkan repositori dari DVD tersebut.
apt-cdrom add.
Apabila sumbernya berasal dari sebuah server di jaringan lokal ataupun internet langkah-langkahnya.
a. Tentukan repositori yang ingin ditambahkan, misalnya akan menambahkan repositori Debian dari Universitas Indonesia dengan alamat.
deb http://kambing.ui.ac.id/debian/ wheezy main deb-src http://kambing.ui.ac.id/debian/ wheezy main.
b. Edit file /etc/apt/sources.list menggunakan editor teks nano atau sejenisnya. Tambahkan setiap baris yang telah ditentukan diatas pada bagian akhir dari file tersebut.
c. Jalankan perintah berikut agar repositori yang ditambahkan dapat diadopsi ke sistem Debian di komputer, terutama apabila terdapat update untuk aplikasi.
apt-get update.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar